5
5. Stasiun Kedungjati (1873)
Stasiun Kedungjati (KEJ)
merupakan stasiun kereta api yang terletak di Kedungjati, Kedungjati,
Grobogan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +36 m dpl ini berada di
Daerah Operasi 4 Semarang. Stasiun Kedungjati diresmikan pada bulan 21
Mei 1873. Arsitektur stasiun ini serupa dengan Stasiun Willem I di
Ambarawa, bahkan dulu beroperasi jalur KA dari Kedungjati ke Ambarawa,
yang sudah tidak beroperasi pada tahun 1976. Pada tahun 1907, Stasiun
Kedungjati yang tadinya dibangun dari kayu diubah ke bata berplester
dengan peron berkonstruksi baja dengan
atap dari seng setinggi 14,65 cm.
atap dari seng setinggi 14,65 cm.
4. Stasiun Ambarawa (1873)
Museum Kereta Api Ambarawa adalah
sebuah stasiun kereta api yang sekarang dialihfungsikan menjadi sebuah
museum di Ambarawa, Jawa Tengah yang memiliki kelengkapan kereta api
yang pernah berjaya pada zamannya. Salah satu kereta api uap dengan
lokomotif nomor B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen
sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api
wisata. Kereta api uap bergerigi ini sangat unik dan merupakan salah
satu dari tiga yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya ada di
Swiss dan India. Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat
disaksikan berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga
jenis CC yang paling besar (CC 5029, Schweizerische Lokomotiv und
Maschinenfabrik) di halaman museum.
3. Stasiun Lempuyangan (1872)
Stasiun Lempuyangan (kode: LPN,
+114 m dpl) adalah stasiun kereta api yang terletak di Kota Yogyakarta,
berjarak sekitar 1 km di sebelah timur dari stasiun utama di kota ini,
yaitu Stasiun Yogyakarta. Stasiun yang didirikan pada tanggal 2 Maret
1872 ini melayani pemberhentian semua KA ekonomi yang melintasi
Yogyakarta. Stasiun Lempuyangan beserta dengan rel yang membujur dari
barat ke timur merupakan perbatasan antara Kecamatan Gondokusuman di
utara dan Danurejan di selatan.
2. Stasiun Semarang Tawang (1868)
Stasiun Semarang Tawang (kode
SMT) adalah stasiun induk di Tanjung Mas, Semarang Utara, Semarang yang
melayani kereta api eksekutif dan bisnis. Kereta api ekonomi tidak
singgah di stasiun ini. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api besar
tertua di Indonesia setelah Semarang Gudang dan diresmikan pada tanggal
19 Juli 1868 untuk jalur Semarang Tawang ke Tanggung. Jalur ini
menggunakan lebar 1435 mm. Pada tahun 1873 jalur ini diperpanjang hingga
Stasiun Solo Balapan dan melanjut hingga Stasiun Lempuyangan di
Yogyakarta.
1. Stasiun Semarang Gudang / Tambaksari (1864)
Stasiun ini dibangun pada tanggal
16 Juni 1864 yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Baron Sloet van de
Beele. Untuk pengoperasian rute ini, pemerintah Belanda menunjuk
Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), salah satu markas NIS
yang sekarang dikenal sebagai Gedung Lawang Sewu. Dan tepatnya pada 10
Agustus 1867 sebuah kereta meluncur untuk pertama kalinya di stasiun
ini.
No comments:
Post a Comment